Author

Selasa, 11 Maret 2014

Aku, Laut, dan Pesawat

Aku punya ketakutan terhadap laut. Maksudnya di sini laut lepas yang kalo kita udah ditengah tengahnya bahkan bisa kerasa betepa bulatnya dunia ini karena ga keliatan ujung laut yang bertemu dengan pantai ada di mana.
Kemarin nonton film Life of Pi yang settingan filmnya berisi laut hampir 80% nya. Aku belum baca buku Life of Pi karena aku pikir ceritanya tentang seorang anak yang temenan sama harimau bengala lalu menghabiskan masa hidupnya di laut dan mereka baik baik saja (hasil berspekulasi dari cover), ternyata tidak sebaik baik itu. Cerita tentang Life of Pi nanti lagi. Yang aku liat di sini adalah lautnya.
Tentang laut juga, aku ga pernah ngabisin waktu penerbangan dengan tertidur kecuali ga sengaja. Karena buatku, terlalu sayang menghabiskan kesempatan untuk liat dunia dari atas dengan hanya tidur. Karena emang jarak penerbanganku belum pernah jauh jauh amat juga, hanya 1,5 jam dari Jakarta ke Belitung. Tapi selama di pesawat, aku selalu nikmatin pemandangan lewat kaca jendela yang kecil itu. Liat awan yang seolah lagi jalan, langit yang tenang padahal di bawahnya kadang lagi hujan, dan liat….laut. mungkin ini euphoria pertama kali naik pesawat, eh ternyata masih kebawa bawa ampe sekarang, bahkan walaupun ga dapet tempat duduk deket jendela, aku selalu berusaha nyempetin buat nikamatin langitnya walau lautnya ga keliatan. Ya kebayang aja daripada malu harus permisi numpang ngintip ke jendela sama penumpang yang duduk deket jendelanya.
Pemandangannya bagus banget memang, kapal di bawah sana yang mungkin sedang menghabiskan waktu perjalanan laut terlihat amat kecil sekali, membuatku bersyukur bisa pakai pesawat untuk menghemat waktu perjalanan. Gugusan pulau kecil yang jaraknya terlihat dekat satu sama lain karena dilihat dari berapa ribu kaki diatasnya. Batas garis pantai yang terlihat jelas, bahkan kalo jeli dan pesawat mulai menurunkan ketinggian terbangnya untuk bersiap pendaratan, maka akan keliatan juga perbedaan warna biru laut pekat dengan yang agak cerah. Aku tebak itu perbedaan kedalaman laut juga sepertinya. Semakin pekat birunya pasti semakin dalamlah laut tersebut. Teori ini aku terapkan untuk mmperkirakan kedalaman kolam renang waktu jaman sekolah dulu. Kalo makin cetek tingginya kan makin gampang keliatan ubinnya, kalo makin dalem, ubinnya makin susah buat diliat. Kemampuan renangku juga gabisa dibilang mumpuni untuk mempertahankan diri di laut, kecuali kalo memasrahkan diri terombang ambing dibawa arus.
Apapun tentang laut, aku hanya berani menikmatinya dari batas pantai, bermain bersama ombak dan pasir, tapi tidak untuk berenang bersamanya.

Dan sekarang, lagi rame berita pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 rute Malaysia-Beijing yang hilang sejak Sabtu 8 Maret 2014. Ini sudah 3 hari sejak dinyatakan pesawat tersebut hilang.
Hilangnya di…laut, Laut Cina Selatan merupakan tempat terakhir pesawat hilang kontak.
Sampai hari ini belum ditemukan kejelasan pastinya pesawat itu hilang di mana, karena belum ditemukan tanda tanda keberadaan bangkai pesawat. Keluarga korban pasti mengharapkan tidak ditemukan bangkai pesawat atau pesawat ini jatuh ke dalam laut karena jika demikian bisa jadi pesawat MH370  sudah hancur dan kemungkinan keluarganya masih hidup semakin tipis. Ada yang berpendapat juga kemungkinan ini ulah teroris yang membajak pesawat dan ternyata pesawatnya dibawa entah ke mana.
Di saat lagi nyari informasi tentang berita ini, aku nemuin berita lain tentang kecelakaan pesawat juga Air France yang hilang Juni 2009 dengan membawa 228 penumpang dan awak pesawat, rute Brazil-Prancis. namun bangkai pesawatnya baru ditemukan setelah 2 tahun pencarian, yaitu tahun 2011. Itu pun ada di kedalaman samudera Atlantik yang dalamnya sekitar 4000 m.
Aku bayanginnya aja udah merinding. Jasad pesawat yang sebegitu besarnya terongggok di kedalaman laut yang dalem banget beserta jasad para penumpangnya yang terbujur kaku di kursinya dan sudah tinggal kerangkanya aja, menunggu untuk ditemukan atau terkubur di kedalaman laut bersama puing puing pesawatnya.
Setelah ditemukan pun tidak semua korban bisa diangkat ke permukaan karena sulitnya medan, beberapa yang berhasil diangkat pun tidak lantas dikenali fisiknya karena sudah terendam di laut selama 2 tahun. Ini horror banget.
Jasad para penumpanya yang berhasil dinaikkan ada yang kerangkanya masih terikat di bangku pesawat. Keluarga korban ada yang mengiklaskan jasad keluarganya dibiarkan saja di dalam laut bersama bangkai pesawat namun beberapa ingin diusahakan untuk diangkat. Ada yang bilang, bisa jadi kejadian pesawat MH370 ini pun pencariannya akan memakan waktu lama jika sulit ditemukan.
Mungkin di dalam laut sana ada banyak berbagai ‘jasad’ yang tidak sempat ditemukan oleh manusia di atasnya.
Ada Titanic yang akhirnya di filmkan dan jadi film sejarah kecelakaan kapal laut terpopuler sepanjang masa. Ada Air france, sekarang kita menunggu berita kelanjutan dari MH370.
Semoga keluarga yang menjadi korban diberi kesabaran dan kekuatan, banyak dari para keluarga yang percaya bahwa keluarga mereka yang berada dalam pesawat bisa jadi masih hidup dan menunggu untuk ditemukan. Harapan kecil itu semoga didengar Sang Pemberi Hidup.
Aku nyari akun twitter Maria Elizabeth Nari (https://twitter.com/Gorgxous_) yang ayahnya merupakan kepala flight crew di pesawat MH370, dan ikut merasakan sedihnya juga. Menunggu dalam ketidakpastian dan berharap Ayahnya masih hidup, selamat, masih bisa makan, masih bisa pulang. Duh :’((
My deepest condolence untuk para keluarga korban yang masih menuggu dengan penuh harap.

Sumber ditemukannya pesawat air France setelah 2 tahun pencarian :






Tidak ada komentar:

Posting Komentar