Alloh, engkau yang maha baik dan hanya kebaikan yang Engkau turunkan
Kebaikan yang kadang kami artikan ujian
Kebaikan yang kadang kami artikan cobaan
Kebaikan yang bisa membuat kami lengah
Kebaikan yang hanya orang orang yang kau beri hidayah yang dapat mengartikannya sebagai kebaikan
Tidak ada yang buruk yang Kau beri, tak sedikitpun Kau mendholimi hambaMu
Kami sengsara dikarenakan kedholiman kami sendiri
Dholim terhadapMu
Dholim terhadap ciptaanMu
Bahkan dholim terhadap diri sendiri
Kami tak dapat mendahulukan berbaik sangka terhadap semua takdirMu yang kami anggap buruk
dan yang ada berbagai pembelaan kami lontarkan di tiap doa seolah kami adalah bagian orang yang tak berhak Kau uji
Kami meminta surga tapi amalan kami bahkan tak mencerminkan penghuni syurga
Kami lebih takut pada manusia seolah di tangan merekalah nyawa kami disimpan, rezeki kami diatur, takdir baik dan buruk kami ditentukan
Kami lebih mendahulukan perintah manusia seolah panggilan 5 waktuMu hanya rutinitas yang kami dengarkan saja
Tidak disambut dengan segera
Disimpan di kegiatan paling akhir setelah urusan dunia
Padahal tak ada yang menjamin hidup kami selain Engkau yang Maha Pengurus kehidupan
Padahal sedikitpun Kau tak lengah dan salah memperhitungkan sejauh mana kemampuan kami maka sejauh itulah Engkau memberi cobaan
Cobaan yang kami harapkan tak akan pernah datang. Seolah kami tak seharusnya Engkau coba. Seolah hanya kenikmatan duniawi saja yang berhak kami terima.
Kami artikan uang yang berlimpah adalah nikmat dunia
Kami artikan jabatan adalah nikmat dunia
Kami artikan mobil, rumah, cantik, terpandang, terkenal, adalah yang membuat kami bahagia
Saat semua dalam genggaman dan hati penuh kesombongan, doa dan harapan kepadaMu tidak lagi kami utamakan
Nikmat kami yang terlalu rendah dan hanya berhenti sampai kesemuan
Tak sadar dibalik semuanya berbagai cobaanmu tengah menanti.
Cobaan yang nantinya kami anggap petaka
Padahal kebaikan yang tengah Kau beri agar kami segera sadar dengan semua kefana an dunia
Cobaan semuanya akan hilang. Tak akan dibawa hingga mati. Hanya amal ibadah penentu nasib kami nanti
Seharusnya bahagia kami tidak berhenti sampai di sana saja
Dimana bahagia adalah menunggu panggilanMu dan kami akan bersegera mengambil wudhu melupakan sekejap urusan dunia
Dimana bahagia adalah setiap mushaf kami genggam dan membaca kalamMu seolah tengah Kau buai kami dengan nasehat nasehatMu, tuntunanMu agar kami tak tersesat
Engkau cinta, kami yang tak membalasnya
Engkau sayang, kami yang tak tahu dirinya
Al-quran hanya lembaran kertas yang kami baca seperlunya, semaunya, tanpa mau tau arti dari tiap hurufnya
Alloh, yang kami lihat dunia ini semakin penuh penderitaan, penindasan, kedholiman, kemiskinan, manusia tak lagi peduli dengan cara apa ia mendapatkan keinginannya
Padahal Kau bilang, tujuan Kau ciptakan manusia hanyalah satu, untuk ibadah saja
Ibadah tidak selalu harus diatas sejadah,
Ibadah dari hati. Dalam sikap dan kata pun jelmaan ibadah yang setulusnya
Jika saja kami minta wafatkan kami segera, karena kami tak mampu menjalani terlalu banyak penderitaan ini
Apalah kami ini?
Tak percaya bahwa semua yang Kau takdirkan telah diukur?
Tak percaya bahwa kami pasti bisa melewati semuanya dengan penuh rasa syukur?
Mati pun bukan jawaban terbaik. Amal kami belum cukup menebus syurgaMu kelak
Jangankan syurgaMu, selamat dari pertanyaan malaikatMu saja belum tentu kami bisa selain karena pertolongan dan rahmatMu yang sangat kami harapkan kelak dapat kami terima
Alloh, kami sadar, tapi kami tak lantas segera memperbaiki diri
Faghfirlii...
Kebaikan yang kadang kami artikan ujian
Kebaikan yang kadang kami artikan cobaan
Kebaikan yang bisa membuat kami lengah
Kebaikan yang hanya orang orang yang kau beri hidayah yang dapat mengartikannya sebagai kebaikan
Tidak ada yang buruk yang Kau beri, tak sedikitpun Kau mendholimi hambaMu
Kami sengsara dikarenakan kedholiman kami sendiri
Dholim terhadapMu
Dholim terhadap ciptaanMu
Bahkan dholim terhadap diri sendiri
Kami tak dapat mendahulukan berbaik sangka terhadap semua takdirMu yang kami anggap buruk
dan yang ada berbagai pembelaan kami lontarkan di tiap doa seolah kami adalah bagian orang yang tak berhak Kau uji
Kami meminta surga tapi amalan kami bahkan tak mencerminkan penghuni syurga
Kami lebih takut pada manusia seolah di tangan merekalah nyawa kami disimpan, rezeki kami diatur, takdir baik dan buruk kami ditentukan
Kami lebih mendahulukan perintah manusia seolah panggilan 5 waktuMu hanya rutinitas yang kami dengarkan saja
Tidak disambut dengan segera
Disimpan di kegiatan paling akhir setelah urusan dunia
Padahal tak ada yang menjamin hidup kami selain Engkau yang Maha Pengurus kehidupan
Padahal sedikitpun Kau tak lengah dan salah memperhitungkan sejauh mana kemampuan kami maka sejauh itulah Engkau memberi cobaan
Cobaan yang kami harapkan tak akan pernah datang. Seolah kami tak seharusnya Engkau coba. Seolah hanya kenikmatan duniawi saja yang berhak kami terima.
Kami artikan uang yang berlimpah adalah nikmat dunia
Kami artikan jabatan adalah nikmat dunia
Kami artikan mobil, rumah, cantik, terpandang, terkenal, adalah yang membuat kami bahagia
Saat semua dalam genggaman dan hati penuh kesombongan, doa dan harapan kepadaMu tidak lagi kami utamakan
Nikmat kami yang terlalu rendah dan hanya berhenti sampai kesemuan
Tak sadar dibalik semuanya berbagai cobaanmu tengah menanti.
Cobaan yang nantinya kami anggap petaka
Padahal kebaikan yang tengah Kau beri agar kami segera sadar dengan semua kefana an dunia
Cobaan semuanya akan hilang. Tak akan dibawa hingga mati. Hanya amal ibadah penentu nasib kami nanti
Seharusnya bahagia kami tidak berhenti sampai di sana saja
Dimana bahagia adalah menunggu panggilanMu dan kami akan bersegera mengambil wudhu melupakan sekejap urusan dunia
Dimana bahagia adalah setiap mushaf kami genggam dan membaca kalamMu seolah tengah Kau buai kami dengan nasehat nasehatMu, tuntunanMu agar kami tak tersesat
Engkau cinta, kami yang tak membalasnya
Engkau sayang, kami yang tak tahu dirinya
Al-quran hanya lembaran kertas yang kami baca seperlunya, semaunya, tanpa mau tau arti dari tiap hurufnya
Alloh, yang kami lihat dunia ini semakin penuh penderitaan, penindasan, kedholiman, kemiskinan, manusia tak lagi peduli dengan cara apa ia mendapatkan keinginannya
Padahal Kau bilang, tujuan Kau ciptakan manusia hanyalah satu, untuk ibadah saja
Ibadah tidak selalu harus diatas sejadah,
Ibadah dari hati. Dalam sikap dan kata pun jelmaan ibadah yang setulusnya
Jika saja kami minta wafatkan kami segera, karena kami tak mampu menjalani terlalu banyak penderitaan ini
Apalah kami ini?
Tak percaya bahwa semua yang Kau takdirkan telah diukur?
Tak percaya bahwa kami pasti bisa melewati semuanya dengan penuh rasa syukur?
Mati pun bukan jawaban terbaik. Amal kami belum cukup menebus syurgaMu kelak
Jangankan syurgaMu, selamat dari pertanyaan malaikatMu saja belum tentu kami bisa selain karena pertolongan dan rahmatMu yang sangat kami harapkan kelak dapat kami terima
Alloh, kami sadar, tapi kami tak lantas segera memperbaiki diri
Faghfirlii...
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar