Pasti selalu ada masa sulit dalam hidup yang bagaimanapun masa itu harus dilewati.
gabisa dong mau bobok aja dan pengennya pas bangun semua hal sudah baik baik aja.
ada cucian kotor yang nunggu direndem-dicuci-dijemur-disetrika (proses tiada henti yang kemudian setelah beres kembali ke tumpukan cucian lagi)
ada hubungan yang harus disadari kehadirannya, bukannya ditinggalin pas ada masalah.
Abaikan point nomor satu karena niatnya nulis postingan ini untuk bahas point setelahnya.
Dulu, aku tipe cewek yang kalo ada masalah dalam relationship called love melankolis nya subhanalloh, dramanya bisa keluar smua entah berapa episode. it's tiring, very tiring.
Apalagi ketika harus dihadapkan dengan kenyataan relationshipnya harus berakhir. kandas. habis.
Entahlah apa kabar aku saat itu.
Masa masa suram. tidak perlu diingat lebih detail takut khilap minum baygon.
Karena sudah cukup terlatih untuk urusan broken hearted, patah hati, nangis seharian, drama tiada akhir. ya sudah cukup saja smua pengalaman itu mengajarkan, masalah bukan hanya untuk ditangisi seharian ga abis abis macam episode Tersanjung.
Selain tiring, energi negatifnya itu kuat banget. bisa awet seharian lebih yang mengakibatkan smua aktivitas rasanya pengen ditangisi.
Kali ini aku sudah cukup mengerti harus bagaimana.
Mamaafkan tidak selalu harus menunggu ada tangan yang diulurkan.
Mengiklaskan tidak harus diawali dulu dengan diskusi nada tinggi hingga menyesal telah berkata yang bukan bukan.
Memahami memang perlu proses berkepanjangan, amat wajar jika di tengah jalan kamu menginginkan roti tapi aku lebih suka nasi. dan tentu itu bukan sesuatu yang perlu diperdebatkan panjang lebar.
amat wajar jika kamu memintaku melihat peta agar tidak salah jalan, lalu kamu mengingatkan jika arahku tidak sama dengan apa yang kamu inginkan.
karena caraku membaca peta mungkin lain dengan caramu.
Tidak cukup satu malam untuk mengerti arti diammu.
Dan aku mulai menikmati semua proses pemahaman diam diam ini. Karena tujuan kita masih sama, tentu aku masih akan menjadi teman perjalananmu.
Masih aku yang sama seperti pertama kali kamu menemukanku
gabisa dong mau bobok aja dan pengennya pas bangun semua hal sudah baik baik aja.
ada cucian kotor yang nunggu direndem-dicuci-dijemur-disetrika (proses tiada henti yang kemudian setelah beres kembali ke tumpukan cucian lagi)
ada hubungan yang harus disadari kehadirannya, bukannya ditinggalin pas ada masalah.
Abaikan point nomor satu karena niatnya nulis postingan ini untuk bahas point setelahnya.
Dulu, aku tipe cewek yang kalo ada masalah dalam relationship called love melankolis nya subhanalloh, dramanya bisa keluar smua entah berapa episode. it's tiring, very tiring.
Apalagi ketika harus dihadapkan dengan kenyataan relationshipnya harus berakhir. kandas. habis.
Entahlah apa kabar aku saat itu.
Masa masa suram. tidak perlu diingat lebih detail takut khilap minum baygon.
Karena sudah cukup terlatih untuk urusan broken hearted, patah hati, nangis seharian, drama tiada akhir. ya sudah cukup saja smua pengalaman itu mengajarkan, masalah bukan hanya untuk ditangisi seharian ga abis abis macam episode Tersanjung.
Selain tiring, energi negatifnya itu kuat banget. bisa awet seharian lebih yang mengakibatkan smua aktivitas rasanya pengen ditangisi.
Kali ini aku sudah cukup mengerti harus bagaimana.
Mamaafkan tidak selalu harus menunggu ada tangan yang diulurkan.
Mengiklaskan tidak harus diawali dulu dengan diskusi nada tinggi hingga menyesal telah berkata yang bukan bukan.
Memahami memang perlu proses berkepanjangan, amat wajar jika di tengah jalan kamu menginginkan roti tapi aku lebih suka nasi. dan tentu itu bukan sesuatu yang perlu diperdebatkan panjang lebar.
amat wajar jika kamu memintaku melihat peta agar tidak salah jalan, lalu kamu mengingatkan jika arahku tidak sama dengan apa yang kamu inginkan.
karena caraku membaca peta mungkin lain dengan caramu.
Tidak cukup satu malam untuk mengerti arti diammu.
Dan aku mulai menikmati semua proses pemahaman diam diam ini. Karena tujuan kita masih sama, tentu aku masih akan menjadi teman perjalananmu.
Masih aku yang sama seperti pertama kali kamu menemukanku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar