Kabarnya kemarin hari ayah, semalaman tadi ada perbincangan tentang ayah dengan teman sekamar. Sebut saja Hani namanya.
Cerita Hani, ayahnya sosok yang selalu bisa diandalkan keluarga.
Pemimpin yang disegani dengan segala kewibawaannya mendidik anak anak.
"kalo aku punya suami nanti, aku pengen ia seperti ayahku"
Celotehnya riang.
Aku menyimpulkan, ayah Hani sukses mendidik anaknya hingga sang putri menginginkan pendamping seperti dirinya.
Bagianku bercerita, lalu aku terdiam lama.
Apa yang aku harapkan dari sosok ayah yang bahkan kehadirannya belum bisa aku andalkan.
Berbagai sumber menjelaskan, 70% anak yang dibesarkan tanpa ayah berpotensi melakukan tindak kriminal lebih tinggi.
Aku dibesarkan dengan ayah hingga usiaku menginjak lulus SD.
Aku memanggilnya Bapa.,
Selalu nasehatnya, aku harus menjadi yang terbaik.
Rangking di kelas berhasil aku buktikan aku yang terbaik. aku buktikan aku mampu memenuhi inginnya.
Dengan harapan, tentu saja aku ingin membahagiakannya, karena itulah yang aku bisa.
Aku ingin membanggakannya, tapi tidak semudah itu ternyata.
Pemikiran kecilku belum sampai di fase, memberi dan tak harap kembali.
Aku tidak diistimewakan. Aku tetap jadi indah yang biasa biasa saja.
Jika tanpa prestasi, pastilah akan ada ceramah panjang lebar menyusul.
Aku memilih aman, prestasiku untuk keamananku.
Hingga aku dewasa dan Ia mulai sibuk dengan dunianya, aku tetap ingin memberikan bakti terbaikku sebagai anak yang selalu mendengarkan apa kata orangtuanya, tapi aku kehilangan sosok Bapa.
Uang bayaran sekolah yang menunggak berbulan bulan hingga aku harus berjualan untuk memenuhi kebutuhan sekolah sendiri.
Uang jajan jangan diharapkan, bisa sampai sekolah dengan selamat tanpa kehabisan ongkos saja sudah beribu syukur.
Aku lebih ingin mencari dimana bagian yang bisa membuatku membanggakan sosoknya sebagai ayahku.
Mungkin ini beberapa diantaranya.
Terimakasih masih mempertahankan mamah yang masih ingin berjuang buat keluarga kita pa.
Terimakasih menyimpanku jauh dari keluarga sejak kecil hingga dewasa ini aku tidak terlalu takut untuk tidak diperhatikan keluarga lagi.
Terimakasih membuatku melakukan yang terbaik tanpa harus dibalas kebaikan lagi.
Jangan sia sia kan ayah yang bertanya padamu, sehat kah nak?
Saat kamu jauh di perantauan karena tidak semua anak mendapatkan pertanyaan yang sama dari ayahnya.
Hingga kamu dewasa, ayah masih menyertaimu berpindah tanggung jawab dari ia yang membesarkanmu kepada lelaki lain yang akan jadi penanggung jawabmu setelahnya.
Ada sosok ayah yang aku impikan. Dan ternyata memang hanya akan menjadi mimpi.
Kelak, anakku pasti akan mendapatkan ayah yang lebih hebat dari ayahku.
Salah satu impianku.
Cerita Hani, ayahnya sosok yang selalu bisa diandalkan keluarga.
Pemimpin yang disegani dengan segala kewibawaannya mendidik anak anak.
"kalo aku punya suami nanti, aku pengen ia seperti ayahku"
Celotehnya riang.
Aku menyimpulkan, ayah Hani sukses mendidik anaknya hingga sang putri menginginkan pendamping seperti dirinya.
Bagianku bercerita, lalu aku terdiam lama.
Apa yang aku harapkan dari sosok ayah yang bahkan kehadirannya belum bisa aku andalkan.
Berbagai sumber menjelaskan, 70% anak yang dibesarkan tanpa ayah berpotensi melakukan tindak kriminal lebih tinggi.
Aku dibesarkan dengan ayah hingga usiaku menginjak lulus SD.
Aku memanggilnya Bapa.,
Selalu nasehatnya, aku harus menjadi yang terbaik.
Rangking di kelas berhasil aku buktikan aku yang terbaik. aku buktikan aku mampu memenuhi inginnya.
Dengan harapan, tentu saja aku ingin membahagiakannya, karena itulah yang aku bisa.
Aku ingin membanggakannya, tapi tidak semudah itu ternyata.
Pemikiran kecilku belum sampai di fase, memberi dan tak harap kembali.
Aku tidak diistimewakan. Aku tetap jadi indah yang biasa biasa saja.
Jika tanpa prestasi, pastilah akan ada ceramah panjang lebar menyusul.
Aku memilih aman, prestasiku untuk keamananku.
Hingga aku dewasa dan Ia mulai sibuk dengan dunianya, aku tetap ingin memberikan bakti terbaikku sebagai anak yang selalu mendengarkan apa kata orangtuanya, tapi aku kehilangan sosok Bapa.
Uang bayaran sekolah yang menunggak berbulan bulan hingga aku harus berjualan untuk memenuhi kebutuhan sekolah sendiri.
Uang jajan jangan diharapkan, bisa sampai sekolah dengan selamat tanpa kehabisan ongkos saja sudah beribu syukur.
Aku lebih ingin mencari dimana bagian yang bisa membuatku membanggakan sosoknya sebagai ayahku.
Mungkin ini beberapa diantaranya.
Terimakasih masih mempertahankan mamah yang masih ingin berjuang buat keluarga kita pa.
Terimakasih menyimpanku jauh dari keluarga sejak kecil hingga dewasa ini aku tidak terlalu takut untuk tidak diperhatikan keluarga lagi.
Terimakasih membuatku melakukan yang terbaik tanpa harus dibalas kebaikan lagi.
Jangan sia sia kan ayah yang bertanya padamu, sehat kah nak?
Saat kamu jauh di perantauan karena tidak semua anak mendapatkan pertanyaan yang sama dari ayahnya.
Hingga kamu dewasa, ayah masih menyertaimu berpindah tanggung jawab dari ia yang membesarkanmu kepada lelaki lain yang akan jadi penanggung jawabmu setelahnya.
Ada sosok ayah yang aku impikan. Dan ternyata memang hanya akan menjadi mimpi.
Kelak, anakku pasti akan mendapatkan ayah yang lebih hebat dari ayahku.
Salah satu impianku.